Kamis, 20 Oktober 2011

Belajar Bersyukur






Potret keseharian dari seorang bocah cilik yang lagi belajar berjalan, yang mau tak mau, rela tak rela, kudu melewati proses pembelajarannya itu dangan jatuh bangun, sakit dan tangis, namun tiada keluar keluh kesah apalagi berrputus asa dan harapan akan wujudnya bisa berjalan. Berawal dari menggulingkan diri ke kiri dan ke kanan, mengesot-ngesot, merangkak-rangkak, merambat-rambat, kemudian tegak berdiri diatas kakinya, selanjutnya berjalan dan berlari-lari.

Begitu juga dengan bersyukur ada yang menyampaikannya dengan cara berucap terimakasih, alhamdulillah, sujud syukur dan seterusya. Salah satu ciri kekhasan bersyukur adalah menyadari bahwa semua yang disandang dan diterima hakikatnya adalah pemberian dari Allah.

Tapi bagaimana kalau tidak merasa dikasih, tidak merasa diberi dan tidak merasa menerima? Akankah keluar rasa bersyukurnya? Tentunya tidak, karena tidak merasa menerima maka tidak merasakan apa-apa sehingga tidak mungkin keluar bersyukurnya. Ketiadaan rasa menerima ini dikarenakan ketiadaan informasi di dalam otak, sehingga otak kita tidak bisa mencitrakan pemberian itu ke dalam rasa menjadi kenikmatan.

Supaya bisa merasa dan merasakan menerima, mestinya tinggal dikasih tahu saja si otaknya itu. Karena si otak kalau tidak beri tahu bahwa satu kali satu itu sama dengan satu, maka otak kita tidak akan pernah tahu jawabannya? Sekarang kita tinggal kasih tahu saja apa-apa yang belum diketahui oleh si otak itu.

Hai otakku, bahwa pendengaran, penglihatan dan hati itu bukan miliku, tetapi milik Allah yang maha mendengar, yang maha melihat, yang maha halus, yang diberikan, dialirkan kepadamu agar kamu bersyukur. Karena pada pendengaran, pada penglihatan dan pada hati itu ada nikmat-nikmat yang tidak akan pernah bisa dihitung-hitung jumlahnya. “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'” [QS Alnahl:18].

Maka sampaikan rasa terimakasihmu itu kepada-Nya, terimakasih ya Allah, alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah, sampai habis sombong kita, takkbur kita, karena sudah berani-beraninya mengaku-ngaku miliknya Allah sebagai memilikku, serahkan saja semua sampai plong, sampai tiada tersisa, Robbana wa laka’lhamd.

Mari kita belajar bersyukur kepada Allah. “Dan Dia yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur” [Al Furqaan:62]

[Asy Syuura:33]
Jika Dia menghendaki, Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaannya) bagi setiap orang yang banyak bersabar dan banyak bersyukur.

[Luqman:31]
Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebahagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benarterdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur.

[Al A'raaf:58]
Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. DemikianlahKami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.

[Ibrahim:5]
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya): "Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah." Sesunguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur.

[Saba' :19]
Maka mereka berkata: "Ya Tuhan kami jauhkanlah jarak perjalanan kami", dan mereka menganiaya diri mereka sendiri; maka Kami jadikan mereka buah mulut dan Kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar