Vivaborneo.com - Belimbing Wuluh atau nama Latinnya, Averrhoa Bilimbi L, di Indonesia dpadt dengan mudah ditemukan hampit di seluruh pulau, terutama tersebar merata di seluruh pulau Kalimantan, termasuk wilayah Borneo lainnya seperti Malaysia Timur dan Brunei Darussallam.Belimbing sayur ini tumbuh bebas dan sering ditanam dipekarangan untuk diambil buahnya dan di pergunakan untuk tambahan bumbu masakan, tentu saja untuk menambah rasa asam segar pada masakan yang dibuat selain juga digunakan untuk obat herbal.
Termasuk dalam keluarga Oxialidaceae, bunganya berbentuk bintang dengan warna merah putih keunguan. Buahnya tumbuh bergerombol dari batangnya yang keras. Bentuknya lonjong seperti torpedo dan berwarna hijau segar.
Selain itu, karena tingkat asamnya yang tinggi, Belimbing Wuluh juga dapat dipergunakan untuk membersihkan kotoran pada permukaan keramik, aluminimum, dan kuningan .
Jangan heran, para punggawa dan kerabat keraton di Cirebon, Solo, maupun Yogyakarta memanfaatkan belimbing wuluh untuk mencuci senjata tajam, baik berupa cundrik, keris, tombak, pedang, dan lain-lain agar tidak mudah berkarat.
Bahkan bagi sebagian orang, belimbing wuluh digunakan untuk membersihkan kuku, terutama kuku kaki yang kotor, berkerak dan menguning.
Buah Belimbing langsung digosok-gosokkan ke permukaan benda-benda tersebut emudian dibilas dibilas dengan air bersih. Untuk membersihkan kuku, buah belimbing dapat langsung digosokkan ke kuku yang kotor.
Perbanyakan tanaman ini dilakukan dengan biji dan dapat pula dengan cangkok. Belimbing Wuluh tumbuh subur dan cepat sekali menghasilkan buah sepanjang tahun dengan sinar matahari cukup.
Di Indonesia tanaman ini memiliki banyak nama diantaranya Selimeng ( Aceh), Malimbi ( Nias), Calincing ( Sunda), Asom ( Batak) dan Belimbing Tunjuk sebutan untuk masyarakat Banjarmasin di Kalimantan Selatan.
Nama ini merujuk pada jenis buah yang panjang seperti jari telunjuk . Selain itu, nama lainnya adalah Belimbing sayur, karena belimbing ini lebih sering digunakan sebagai campuran masakan, seperti sayur asam.
Ada beberapa masakan yang menggunakan belimbing wuluh, diantaranya sayur asem, bumbu pepes ikan Patin, Palumara bahkan sebagai campuran sambel uleg terasi.
Bagi masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan, belimbing wuluh atau belimbing tunjuk ini, menjadi pembangkit selera makan, dengan mencampurkannya dengan bawang putih, bawang merah, garam, terasi dan ikan haruan bakar.
Belimbing wuluh, dikembangbiakkan serta tumbuh bebas di Indonesia, Filipina, Sri Lanka, Myanmar, dan Malaysia. Bijinya kecil berukuran 3-5 mili meter berbentuk pipih dan berwarna coklat yang tertutup oleh lapisan putih berlendir.
Di Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan, daun belimbing wuluh menjadi penghalus kulit yang digunakan sebagai campuran masker dan luluran. Belimbing Wuluh juga digunakan untuk obat untuk kulit gatal dan menghilangkan bekas jerawat atau cacar. Penggunaannya dilakukan dengan cara menggosokkan ke kulit yang dikehendaki setiap selesai mandi.
Berikut adalah beberapa ramuan herbal belimbing wuluh :
Sebagai obat Darah Tinggi : I. Ambil 3 buah belimbing wuluh ukuran sedang, cuci bersih dan potong-potong, lalu rebus dengan 3 gelas air hingga airnya tinggal 1 gelas, dinginkan dan saring. Minum 1 x sehari setelah sarapan pagi. II. Ambillah belimbing wuluh, cuci, parut lalu peras dan minum airnya.
Catatan: Penderita hipertensi yang air kencingnya mengandung kristal oksalat disarankan tidak menggunakan resep ini karena bahannya mengandung asam oksalat. Penderita hipertensi dengan gangguan lambung seperti maag juga tidak dianjurkan menggunakan resep ini karena rasanya yang asam. Anda dapat menganti belimbing wuluh dengan belimbing manis.
Sebagai obat gusi Berdarah : Konsumsi buah belimbing wuluh segar ataupun bisa juga dibuat manisan. Lakukan secara rutin setiap hari.
Sebagai obat pengurang Jerawat : Ambil 3 buah belimbing wuluh, cuci, lalu parut dan tambah sedikit garam. Tempelkan pada kulit yang kena jerawat. Lakukan 2 x sehari.
Sebagai obat Batuk : Ambil 1 genggam daun belimbing wuluh, 1 genggam bunganya, 2 buah belimbing wuluh, gula batu, rebus dengan 2 gelas air hingga tinggal setengah, saring. Minum 2 x sehari.
Sebagi obat diabetes : Ambil 6 buah belimbing wuluh dan lumatkan belimbing tersebut, kemudian rebus dengan 1 gelas air hingga airnya tinggal 1/2 nya. Saring. Minum 2 x sehari.
Sebagi obat pegal Linu : Ambil 1 genggam daun belimbing yang masih muda, 10 biji cengkeh, 15 biji lada, dan cuka secukupnya. Lumatkan semua bahan dengan cuka hingga rata. Borehkan pada tempat yang sakit.
(vb/yul/dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar